Imunisasi
adalah pemberian vaksin pada bayi dan balita dengan cara disuntikkan
atau diteteskan ke mulut untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu.
Tidak semua anak demam setelah di imunisasi, tergantung pada daya tahan
tubuhnya. Dengan mengikuti jadwal imunisasi, diharapkan anak dapat
tumbuh dengan sehat. dan penyesuain terhadap harga vaksin imunisasi yang akan di berikan juga bervariasi.
Sesuai dengan program organisasi kesehatan
dunia WHO (Badan Kesehatan Dunia), pemerintah mewajibkan lima jenis
imunisasi bagi anak-anak, yang disebut Program Pengembangan Imunisasi
(PPI). Sedangkan tujuh jenis lainnya dianjurkan untuk menambah daya
tahan tubuh terhadap beberapa jenis penyakit. “Wajib itu artinya semua
anak yang tinggal di Indonesia wajib diberikan lima jenis imunisasi
untuk mencegah tujuh jenis penyakit,” kata Sri yang juga Ketua Satgas
Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Apa saja imunisasi wajib untuk bayi dan balita anda. berikut tempat harga vaksin terbaik di Jakarta akan menjelaskan nya kepada anda supaya anda mengerti tentang vaksin apa saja yang wajib;
BCG
Vaksin
BCG diberikan pada bayi sejak lahir, untuk mencegah penyakit TBC. Jika
bayi sudah berumur lebih dari tiga bulan, harus dilakukan uji tuberkulin
terlebih dulu. BCG dapat diberikan apabila hasil uji tuberkulin
negatif.
Hepatitis B
Hepatitis B diberikan tiga kali. Yang
pertama dalam waktu 12 jam setelah lahir. Imunisasi ini dilanjutkan saat
bayi berumur 1 bulan, kemudian diberikan lagi saat 3-6 bulan.
Polio
Imunisasi
yang satu ini belakangan sering didengung-dengungkan pemerintah karena
telah memakan korban cukup banyak. Target pemerintah membebaskan
anak-anak Indonesia dari penyakit polio. Polio-0 diberikan saat
kunjungan pertama setelah lahir. Selanjutnya vaksin ini diberikan 3
kali, saat bayi berumur 2, 4, dan 6 bulan. Pemberian vaksin ini dulang
pada usia 18 bulan dan 5 tahun.
DTP
DTP diberikan untuk
mencegah tiga macam penyakit sekaligus, yaitu Difteri, Tetanus, dan
Pertusis. Vaksin ini diberikan pertama kali saat bayi berumur lebih dari
enam minggu. Lalu saat bayi berumur 4 dan 6 bulan. Ulangan DTP
diberikan umur 18 bulan dan 5 tahun. Pada anak umur 12 tahun, imunisasi
ini diberikan lagi dalam program BIAS SD kelas VI.
Campak
Campak pertama kali diberikan saat anak umur 9 bulan. Campak-2 diberikan pada program BIAS SD kelas 1, umur 6 tahun.
Ketujuh
penyakit tersebut harus dicegah dengan imunisasi secara wajib. Mengapa?
“Karena penyakit-penyakit tersebut yang menimbulkan kematian, cacat,
serta pasiennya juga paling banyak.” Setiap negara akan berbeda apa yang
diwajibkan, tergantung kondisinya. “Misalnya TBC, di Amerika mungkin
sudah enggak ada TBC, jadi anak-anak di sana enggak perlu lagi dikasih
imunisasi BCG. Begitu juga jika kita membawa bayi ke New York, misalnya,
Pneumokokus mungkin menjadi wajib di sana,” jelas Sri.
Kondisi Harus Fit
Selain
tujuh penyakit yang wajib dicegah, ada penyakit-penyakit lain yang bisa
dicegah dan ada imunisasinya. “Yang ini sifatnya dianjurkan, tergantung
orangtuanya.” Kalau yang wajib, pemerintah memberikan secara cuma-cuma,
jika datang ke instansi kesehatan yang ada di pemerintah, misalnya
rumah sakit pemerintah, posyandu, dan puskesmas, kecuali ke dokter
swasta, ya, harus bayar. “Tapi kalau yang dianjurkan, tidak diberikan
secara cuma-cuma,” ujar Sri. Vaksin-vaksin tersebut adalah Hib,
Pneumokokus (PCV), Influenza, MMR, Tifoid, Hepatitis A, dan Varisela.
Hib
dan Pneumokokus (PCV) mencegah penyakit paru-paru dan radang otak.
Vaksin diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval dua bulan, sebanyak 3
kali. Imunisasi Hib kemudian diulang saat anak berumur 15-18 bulan,
sedangkan PCV diulang saat anak berusia 12-15 bulan.
Vaksin
Influenza dapat diberikan setahun sekali sejak umur 6 bulan. Vaksin ini
dapat terus diberikan hingga dewasa. MMR merupakan pengulangan vaksin
campak, ditambah dengan Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan
saat anak usia 15 bulan dan diulang saat anak berusia 6 tahun.
Tiga
vaksin lain yang dianjurkan adalah Tifoid untuk mencegah Typus,
Hepatitis A, dan Varisela untuk mencegah penyakit cacar air. Tifoid dan
Hepatitis A diberikan pada anak usia di atas 2 tahun. Tifoid dapat
diulang setiap 3 tahun, sedangkan Hepatitis A hanya diberikan dua kali
dengan interval 6-12 bulan. Varisela mulai diberikan saat anak berusia
di atas 10 tahun.
Anak yang akan mendapat imunisasi harus dalam
kondisi sehat. Menurut Sri, imunisasi diberikan dengan memasukkan virus,
bakteri, atau bagian dari bakteri ke dalam tubuh, dan kemudian
menimbulkan antibodi (kekebalan). Untuk membentuk kekebalan yang tinggi,
anak harus dalam kondisi fit. Anak yang sedang sakit, misalnya diare
atau demam berdarah, badannya sedang memerangi penyakit. Jika dimasukkan
kuman atau virus lain dalam imunisasi, maka tubuhnya akan bekerja
sangat berat, sehingga kekebalan yang terbentuk tidak tinggi. “Tapi
kalau penyakit ringan seperti batuk-pilek biasa, enggak apa-apa. Kecuali
batuk-pilek dengan demam tinggi, ya, jangan. Kalau diare-diare sedikit,
juga enggak apa-apa,” jelas Sri.
Yang sangat berbahaya, menurut
Sri, jika anak memiliki kekebalan tubuh yang rendah. Misalnya anak itu
kena AIDS, atau penyakit berat lain seperti kanker. Berbahaya juga jika
anak tengah meminum obat-obat khusus yang menurunkan daya tahan. “Itu
enggak boleh. Jika ada anak yang mengalami kondisi-kondisi seperti ini,
harus menunggu hingga ia sembuh, minimal hingga kondisinya sedang bagus.
Jika sedang minum obat, ditunggu hingga obatnya selesai.”
Beberapa tips yang dapat di lakukan sebelum dan setelah bayi/ balita anda diimunisasi :
Untuk menghindari reaksi imunisasi :
-
Saat akan diimunisasi pastikan anak dalam kondisi sehat. Tidak
disarankan memberikan vaksin pada anak yang demam atau sedang sakit yang
lebih serius dari batuk pilek
- Jika anak memiliki sejarah alergi
informasikan kepada dokter, karena pada kasus alergi tertentu anak perlu
dihindari dari beberapa vaksin. Contoh : MMR atau vaksin cacar jangan
diberikan pada anak yang alergi gelatin. Vaksin influenza sebaiknya
tidak diberikan pada anak yang alergi telur.
Sebagian imunisasi
menimbulkan reaksi bengkak dan kemerahan di sekitar daerah yang disuntik
dan atau menimbulkan demam, maka agar bayi nyaman setelah diimunisasi,
lakukan :
- Beri obat penurun demam dengan dosis sesuai anjuran dokter
- Kompres dengan air dingin di bekas bagian yang disuntik selama 10-20 menit untuk membantu mengurangi rasa sakit dan bengkak
- Beri banyak cairan karena bisa membantu mengurangi demam
- Atur pendingin ruang agar suhunya nyaman untuk anak
Segera hubungi dokter bila anak menunjukkan gejala berikut tak lama setelah diimunisasi :
- Sulit bernapas
- Suaranya serak dan napasnya berbunyi
- Gatal-gatal disertai bintik-bintik merah
- Wajahnya pucat
- Jantung berdebar
- Hilang kesadaran
No comments:
Post a Comment